Selasa, 02 November 2010

Lomba KTI( Karya Tulis Ilmiyah)

I. PENDAHULUAN


Karya Ilmiyah ini membahas tentang Peranan Pondok Pesantren dalam pembentukan Akhlak Islam, Beberapa kumpulan karangan tentang pesantren yang ditulis oleh sekelompok intelektual Islam Indonesia turut membantu menambah pengetahuan penulis tentang pesantren, tetapi karangan-karangan itu belum membahas pesantren secara luas, terutama tentang eksistensinya dalam pembentukan Akhlak Islam, yang berkaitan dengan struktur social, keagamaan dan politik dari masyarakat Islam secara global.
Lembaga-lembaga pendidikan pesantren terbukti sudah sejak lama paling berperan dalam menentukan watak keislaman dari kerajaan-kerajaan Islam dan dalam usaha-usaha islamisasi sampai ke pelosok-pelosok pedesaan, hal ini dibenarkan oleh Soebardi dalam buku “The Place of Islam”, dan Prof.AH.Johns dalam buku “Islam South East Asia” atau dalam CMIP No.19 halaman 40 yang mengatakan bahwa :
Lembaga-lembaga pesantren itulah yang paling menentukan watak keislaman dari kerajaan-kerajaan Islam dan memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai ke pelosok-pelosok. Dari lembaga pesantren itulah asal-usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia Tenggara yang tersedia secara terbatas, yang dikumpulkan oleh pengembara-pengembara pertama dari perusahaan-perusahaan dagang Belanda dan Inggris sejak akhir abad ke16, untuk dapat betul-betul memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari lembaga-lembaga pesanten tersebut, karena lembaga-lembaga inilah yang menjadi anak panah penyebaran Islam di wilayah ini.
Peranan pesantren dalam pembentukan tata nilai Islam dimasyarakat juga disebutkan dalam hasil lokakarya Intensifikasi Pengembangan Pondok Pesantren, proyek pembinaan dan bantuan kepada pondok pesanten Ditjen Bimas Islam Departemen Agama, pada lampiran III, keputusan/kesimpulan komisi C tentang “Metode Pendekatan Sistem Nilai Bagi Pengembangan Masyarakat” yang disampaikan oleh Drs. Soedjoko Prasodjo, memutuskan :
“Pondok pesntren telah menyumbangkan nilai-nilai yang tinggi di mata masyarakat dan telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat selama beratus-ratus tahun terhadap nilai-nilai itu. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh sejumlah
1

nilai-nilai utam yang dimiliki pondok pesantren yang telah menjadikan “focus social”. Nilai-nilai itu antara lain :
1). Point nomor 1. Pondok pesantren adalah tempat menanamkan nilai-nilai yang mewujudkan keserasian antara iman, ilmu dan amal.
2). Point nomor 7. Kyai sebagai pemimpin utama dalam pondok pesantren dan juga tokoh kharisma dalam masyarakat, tempat para santri dan anggota masyarakat berorientasi pada masalah-masalah keagamaan dan berbagai masalah Kehidupan lainnya, merupakan pembawa pembaharuan dan perubahan dalam masyarakat.”
Untuk melestarikan fungsi dan status pondok pesantren sebagai fokus sosial dalam perkembangan jaman yang pesat ini perlu sekali adanya penyempurnaan-penyempurnaan dalm nilai-nilai yang dikembangkan dalam pondok pesantren, agar tetap memiliki nilai-nilai yang tinggi di mata masyarakat.
Dengan hasil pendapat dan hasil keputusan lokakarya tersebut menunjukan betapa berperannya pondok pesantren dalam melandasi Akhlak Islam Indonesia, sehingga dari pesantren inilah corak semangat jihad terpancar dalam bidang-bidang social, ekonomi, politik, dan keagamaan pada masa yang lalu, dan apakah semangat Akhlak Islam yang ditanamkan pesantren sedari dulu masih tetap ada, statis, atau mengalami perubahan di jaman yang pesat ini, mampukah pesantren dapat menawarkan bentuk kultur social, politik,ekonomi Indonesia kini yang diwarnai Akhlak keislaman, sebagai mana yang telah dirintis oleh pendiri-pendiri pesantren terdahulu diawal Islam masuk di Indonesia yang penuh dinamika tersebut.
Selanjutnya pada Bab I ini akan membahas tentang :
A. Batasan Pengertian Judul
B. Alasan Pemilihan Judul
C. Tujuan Pembahasan
A. Batasan Pengertian Judul
Agar pembahasan yang penulis uraikan lebih terarah kepada naksud yang dikehendaki, tidak terjadi salah tafsir terhadap pengertian yang dimaksudkan maka
2
perlu adanya batasan pengertian judul
Karya Tulis ini berjudul “PERANAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ISLAM”
batasan pengertian yang perlu penulis kemukakan adalah terhadap kata-kata yang tersususn sebagai berikut :
1. Peranan
2. Pondok Pesantren
3. Akhlak
Ad. 1. “Peranan, berasal dari kata peranan yang maksudnya sesuatu yang jadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya peristiwa atau sesuatu hal)”.
(WJS.Poerwodarminto,1985:735)
Ad. 2. “Pondok adalah rumah sementara waktu”
Sedangkan pesantren adalah berasal dari kata santri, mendapat awalan “pe”dan akhiran “an” Santri artinya :
a.Orang yang beribadah sungguh-sungguh
b.Orang yang menuntut pelajaran Islam dengan pergi berguru ketempat yang jauh seperti ke pesantren dan sebagainya.(Ibid:764)
Ad. 3. Akhlak adalah meervoud dari khilqun atau khuluqun yang mengandung segi-segi
persesuian dengan kholqun serta erat hubungannya dengan kholiq dan makhluk dari sinilah rumusan akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dengan kholiq dan antara makhluk dengan makhluk.(Barmawi Umarie,1978:1)
Dari pengertian uraian diatas maka yang dimaksud dengan judul “Peranan Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Islam” adalah Pondok Pesantren sebagai media pembentukan akhlak Islam memegang peranan utama dalam usaha mewujudkannya diabad yang pesat ini
B. Alasan Pemilihan Judul

Setiap langkah kegiatan seseorang dalam melaksanakan kegiatan apapun, pada umumnya dilandasi dengan alasan-alasan tertentu dan niat yang sungguh-sungguh
3
demi berhasilnya pekerjaan/kegiatan yang dikehendaki.
Adapun alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai berikut :
1. Karena pondok pesantren adalah suatu lembaga pendididkan Islam yang tertua yang pengaruh dan peranannya sedari dulu sangat penting dalam bidang kultur, social, ekonomi, politik di Indonesia.
2. Pondok pesantren sebagai media pembentukan akhlak Islam yang telah berperan sesuai dengan jamannya dapat memperoleh hasil yang baik pada masa permulaan masuknya Islam di Indonesia, sehingga dapat memebentuk tata nilai baru pada kehidupan masyarakat yang bercorak Islam tanpa mengalami hambatan yang berarti.
3. Penanaman akhlak Islm di abad yang pesat ini sangat di butuhkan peranan pondok pesantren untuk memebentuk tata nilai kehidupan baru umat Islam yang siap dengan pembangunan disegala bidang.

C. Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan eksis pesantren sebagai media pembentukan akhlak Islam.
b. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip akhlak Islam.
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip akhlak Islam yang dilaksanakan di pondok pesantren.

Untuk memberikan pola dari pada metode dan penerapan penelitian, penulis perlu mengemukakan obyek penelitian.
Yang menjadi obyek penelitian adalah hal-hal yang menjadi sasaran dalam hubungannya dengan judul Karya Tulis ini.
Obyek yang penulis tentukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Peran/eksis pesantren dalam penanaman akhlak Islam.
2. Prinsip-prinsip akhlak Islam.

4

BAB II
PEMBAHASAN
PERANAN PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ISLAM

A. Masalah Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren Dan Sejarahnya
a. Pengertian Pondok Pesantren
Menurut Marwan Saridjo: ”Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sekurang-kurangnya memiliki tiga unsure, yaitu: (1). Kyai, (2). Masjid, (3). Santri yang belajar”.(Marwam Saridjo,1979:9)
Menurut Sadikun Sugihwaras “Pesantren ialah asrama dan tempat murid belajar mengaji”.(Sadikun Sugihwaras,1980:59)
Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier : “Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersamadan belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengansebutan Kyai, asrama untuk para siswa tersebut berada dalam lingkungan komplek pesantren dimana Kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah Mesjid untuk beribadah, ruang belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Komplek pesantren ini biasanya dikelilingi dengan tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku”.(Zamakh Syari Dhofir ,1982:44)
Dengan beberapa pendapat diatas maka dapat diambil pengertian bahwa pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan system asrama dengan langsung dibawah bimbingan dan pengawasan Kyai dalam perilaku kehidupan sehari-harinya secara terus menerus.
5

Dalam tulisan ini kadang-kadang dipergunakan istiLah pondok pesantren, pesantren atau pondok saja. Kedua istilah ini yang umum dan dikenal di masyarakat kita sekarang.
b. Sejarah Pondok Pesantren
Pondok pesantren dalam bentu yang semula tidak dapat disamakan dengan pendidikan sekolah seperti yang banyak dikenal sekarang sekarang ini, sebab dulu di dalam pesantren itu memang tidak ada bangunan-bangunan kelas atau ruang belajar seperti pada sekolah atau madrasah. Ruang belajarnya di dalam Masjid atau surau saja, demikian juga tidak ada kesatuan bentuk dan cara yang berlaku bagi semua pesantren, melainkan di tentukan oleh masyarakat lingkungannya yang menjadi pendukung pesantren masing-masing.
Petumbuhan pesantren dan penyebarannya sampai ke pelosok pedesaan adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penyiaran agama Islam dan pusat pembentukan nilai Islam di Indonesia. Kalau di tinjau dari segi proses pembudayaan, maka sekurang-kurangnya terdapat tiga alasan yang menyebabkan perkembangan agama Islam dan proses pembentukan tata nilai di Indonesia di masa lalu amat tergantung dari peran pesantren:
1. Karena nilai Islam itu sah dan bersifat legal, dan terbuka bagi setiap orang serta tersusun dalam naskah tulisan yang jelas.
2. Karena pada masa itu tidak ada lembaga social lainnya dalam penyebaran di Indonesia yang dapat lebih efektif dalam melaksanakan fungsinya.
3. Karena system pendidikan pesantren bersifat pendidikan moral dan selalu diawasi langsung oleh pimpinan pesantren dalam waktu yang continue, terus menerus.
Memang tegaknya suatu ajaran, social budaya amat tergantung pada system pendidikannya, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mustafa Al Ghulayainy:
ﺍﻟﺗﺭﺑﯾﺔ ﺃﯾﻬﺎ ﺍﻠﻘﻭﻡ ﺃﻣﺭﻋﻈﯾﻡ ﺍﻠﺨﻁﺭ ﻜﺒﯾﺭﺍﻠﻘﯿﻤﺔ .
Artinya: Pendidikan itu wahai seluruh umat (kaum) adalah perkara yang agung, lagi besar kemanfaatannya dan tinggi nilainya.(Mustofa Algulyainy,1949:188)
Seorang sarjana Baratpun memandang bahwa pendidikan sangat penting dalam proses
6
social budaya. Ia mengatakan: “Education is social process wich derives its meaning and purposes from the culture of a people whether organized as community or as nation”.(IL Kandel,1948:3)
Artinya: “Pendidikan adalah suatu proses social yang maksud dan tujuannya diperoleh dari kebudayaan manusia, baik terorganisir sebagai masyarakat atau bangsa”.
Dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhannya, pesantren sebelum jaman kemerdekaan dan pesantren sesudah jaman kemerdekaan terutama pesantren lamaatau salaf tidak merumuskan tujuan pendidikannya secara jelas seperti di rumuskannya dalam anggaran dasar, namun pada dasarnya secara implicit tujuan pendidikan pondok pesantren adalh tujuan pendidikan Islam, yang mempunyai tujuan khusus, yang masing-masing pesantren tidak sama karena amat di tentukan oleh figure Kyai sebagai pimpinan pesantren tersebut.
Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut Muhammad Athiya Al Abrosyi : “The first and highest goal Islamic education is moral refinement and spiritual training, each lesson must be moral and all teachers must be concerned with morals”.(Muhamad Athiya Al Abrosyi,1963:11)
Artinya: “Tujuan utama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah (mendidik) kehalusan budi pekerti dan latihan jiwa. Mata pelajaran harus bermoral dan guru-guru selalu mengkaitkannya denga moral.”
Sedangkan pendidikan menurut pandangan Musthafa Al Ghulayainy:
ﺍﻠﺗﺭﺒﯿﺔﻫﻲﻏﺭﺱ ﺍﻸﺨﻼﻖ ﺍﻠﻔﺎ ﻀﻠﺔ ﻔﻰ ﻨﻔﻭﺱﺍﻠﻨّﺎ ﺸﺌﯿﻦ ﻮﺴﻘﯿﻬﺎ ﺑﻤﺎﺀﺍﻺﺭﺸﺎﺪ ﻮﺍﻠﻨﺼﯿﺤﺔ ﺤﺘﻰ ﺘﺼﺒﺢ ﻤﻠﻜﺔ ﻤﻦ ﻤﻠﻜﺎﺖ ﺍﻠﻨﻔﺲ ﺜﻢﺘﻜﻮ ﻦﺜﻤﺭﺍﺘﻬﺎ ﺍﻠﻔﺼﯿﻠﺔ ﻮﺍﻠﺨﯿﺭﻭﺤﺐ ﺍﻠﻌﻤﻞ ﻠﻨﻔﻊ ﺍﻠﻮﻂﻦ.
Artinya: Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang utama pada generasi muda, menyirami dengan petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak utama itu sebagai kecenderungan hatinya sehingga timbullah (dari kecenderungan hatinya itu) sifat keutamaan, kebaikan dan cinta beramal untuk kepentingan tanah air.(Op.Cit.Mustofa:189)
Dan menurut A.D Marimba “Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya
Kepribadian muslim”.(AD.Marimba,1986:46)Zakiah Daradjat juga berpendapat
bahwa“Tujuan pendidikan agama (Islam) adalah membentuk kepribadian
7

anak sesuai dengan ajaran agama (Islam)”.(Zakiyah Darojat,1979:127)
Dengan beberapa pendapat dari para tokoh pendidikan Islam dapat di ambil
kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang bertaqwa
kepada Allah sehingga sikap, kata dan perbuatannya mencerminkan budi pekerti tinggi.
Maka meskipun pondok pesantren secara eksplisit tidak merumuskan tujuan
pendidikannya namun secara implisit adalah sebagaimana yang di katakana oleh para
tokoh pendidikan Islam tadi, hal ini bisa dilihat dengan cara memahami terhadap funsi-
fungsi yang dilaksanakn dan dikembangkan oleh pesantren itu, yang demikian tersebut
maka menurut Zamakhsyari Dhofier, dan para kelompok intelektual lainnya, system
pendidikan pesantren sering disebut system pendidikan tradisional karena
kesederhanaannya ini. Dalam masalah ini penulis lebih sependapat dengan keputusan
musyawarah/lokakarya Intensifikasi Pengembangan Pondok Pesantren yang di seleng
garakan oleh Ditjen Bimas Islam Departemen Agama. Yaitu melestarikan system
pondok pesantren sebagai media pembentukan tata nilai, dan focus social bagi
masyarakat dengan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaandiberbagai segi untuk
dapat mengimbangi zaman yang pesat ini.
Bunyi keputusan tersebut antara lain:
Pondok pesantren telah menyumbangkan nilai-nilai yang tinggi dimata masyarakat dan telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat selama beratus-ratus tahun terhadap nilai-nilai itu.
Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh sejumlah nilai-nilai utama yang dimiliki pondok pesantren, yang telah menjadikan dirinya focus social.
Untuk melestarikan fungsi dan status pondok pesantren sebagai focus social dalam perkembangan zaman yang pesat ini, perlu sekali adanya penyempurnaan-penyempurnaan dalam nilai-nilai yang di kembangkan dalam pondok pesantren agar tetap memiliki nilai-nilai yang di kembangkan dalam pondok pesantren agar tetap memiliki nilai-nilai yang tinggi dimata masyarakat.
Pada perkembangan selanjutnya terutama sesudah zaman kemerdekaan pondok
8
pesantren tumbuh berbagai macam corak yang dapat dibagi dua macam kategori terbesar, yaitu istilah pesantren Salafy dan pesantren Kholafy, menurut Zamakhsyari Dofier dalam mengartikan istilah kedua macam corak pesantren tersebut adalah sebagai berikut;
1. Pesantren Salafy yaitu pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren, system madrasah diterapkan untuk memudahkan system sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pemgajian betuk lama, tanpa mengenal pengajaran pengetahuan umum.
2. Pesantren Kholafy yaitu telah memasukkan pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang di kembangkannya atau membuka tipe-tipe sekolah umum dalam lingkungan pesantren, seperti SMP, SMA serta Universitas dan sementara itu tetap mempertahankan pengajaran-pengajaran Islam klasik.
Ternyata perbedaan kedua corak tersebut terletak pada sarana yang digunakan, metoda, literature, dan kurikulum. Kalau system Salafy hal-hal tersebut diatas masih serba sederhana dan biasanya aspek sufi lebih ditekankan sesuai dengan pesantrennya, sedangkan pada system pesantren Kholafy hal-hal tersebut di atas sudah agak modern, menempuh cara efektif dan efisien serta memperhatikan masalah-masalah kearah masa depan. Sedang letak persamaannya pada pelaksanaan tugasnya sebagai lembaga pendidikan Islan dengan system pondok pesantren.
Pada hakekatnya tumbuhnya suatu pesantren dimulai dengan adanya pengakuan suatu lingkungan masyarakat tertentu terhadap kelabihan seorang Kyai dan kesalehannya, kemudian penduduk itu banyak datang untuk belajar menuntut ilmu kepadanya, dan karena kepeloporannyadan pengaruhnya yang cukup besar bagi masyarakat sekitarnya, maka tidak sedikit yang dianggap kyai sebagai cikal bakal suatu desa.
Bagaimanapun juga perubahan pesantren yang dialami, toh secara umum pendidikan pondok pesantren adalah bertujuan membentuk akhlak Islam kepada para santrinya, walaupun setiap pesantren masih memiliki tujuan khusus, yang secara istimewa dimiliki oleh masing-masing pesantren.
Pembentukan tata nilai dan kebiasaan di pondok pesantren pada umumnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
9
1. Lingkungan dengan sistem asmara atau hidup bersama.
2. Perilaku bapak kyai sebagai tokoh sentral.
3. Pengalaman kandungan kitab-kitab yang dipelajarinya.
Tata nilai yang dibentuk ketiga faktor di atas telah mewujudkan ciri-ciri tersendiri dalam kehidupan pondok pesanteren yang secara garis besarnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kyai.
2. Tunduknya santri pada kyai.
3. Hidup hemat dan sederhana.
4. Semangat hidup untuk berdikari, sangat kentara dikalangan santri.
5. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pondok pesantren itu.
6. Berani menderita untuk mencapai tujuan.
Barmawi mengatakan:
“Pendidikan yang diusahakan Islam berazaskan ikhlas dan taqwa dengan membentuk anak didiknya menjadi seorang yang:
1. Berilmu sempurna,
2. Berakhlak baik,
3. Beramal sholeh dan,
4. Berjiwa besar. “
Maka menjadi keharusan dalam pondok pesantren untuk mengamalkan dan mempraktekkan dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari terhadap isi kandungan kitab-kitab yang dikuasainya dan menanamkan pada pribadinya sikap berjiwa besar terhadap perkembangan masa depan umat.
Watak yang dibentuk di pesantren oleh rasa persatuan selama di pesantren dan pengaruh nilai-nilai di atas telah mendorong kalangan pesantren untuk bangkit mempelopori pendirian organisasi-organisasi Islam di Indonesia dan bersikap anti imperialis. Sehingga dalam masa perkembangannya banyak dari para kyai

10
mengadakan uzlah(mengasingkan diri) kedesa-desa terpencil dan memindahkan pesantrennya ke pemukiman baru, karena para santri dan kyainya sangat anti imperialis, yang berpusat dikota-kota, sikap yang ditunjukkan para kyai dan santrinya itu karena imperialis adalah sangat bertentangan dengan Islam, dimana Islam, memandang sama derajatnya, kecuali taqwanya kepada Allah SWT Sebagaimana firman Allah:
 ••           •      •    
Artinya: Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S Al-Hujurat:13)
H. Kafrawi mengatakan:
Telah membangkitkan berkali-kali pemberontakan para santri, bahkan jauh sebelum Budhi Utomo (20 Mei 1908) yang di tetapkan Hari Kebangkitan Nasional. Telah terjadi beberapa kali pemberontakan melawan Belanda dari kalangan pesantren. Antara tahun 1920-1880 saja telah terjadi empat kali pemberontakan besar, yang dipelopori para santri, yakni:
- Perang Paderi di Sumatera Barat (1821-1837).
- Perang Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830).
- Perang Banten di Jawa Barat (1842, 1849, 1880, 1888).
- Perang Aceh (1873-1903).(H.Kafrawi,1978:171)
Dan agaknya denga munculnya tokoh-tokoh dalam menanda tangani Piagam Jakarta cukup membuktikan betapa kalangan pesantren mempunyai andil yang tidak sedikit dalam Kebangkitan Nasional dan Perjuangan Kemerdekaan.

11
2. Pondok Pesantren Sebagai Media Pembentukan Akhlak.
Pondok Pesantren dibawah bimbingan seorang kyai menjadikan pesantren sebagai media membentuk akhlak yang paling efektif, karena kyai yang sebagai pembimbing dan pengasuh dapat memberikan contoh tauladan secara langsung
kepada para santri secara terus-menerus. Santri tinggal bersama-sama dalam satu
komplek dengankyainya, segala pelajaran yang diperoleh dari kitab-kitab yang dipelajarinya langsung dipraktekkan bersama-sama kyainya baik yang membentuk ibadah ritual maupun ibadah yang berhubungan dengan social kemasyarakatan.
Perubahan kultur social, tata nilai kemasyarakatan dipermulaan masuknya Islam di Indonesia disebabkan kemamapuan para ulama/kyai pesantren dalam membina masyarakat yang dimulai dari masyarakat kecil pesantren, dimana akhlak para santri amat tergantung pada model pendidikan yang diterapkan pesantren, sedangkan model pendidikan yang diterapkan amat tergantung pada kealiman kyainya sebagai pengasuh dan figure pondok pesantren.
Pesantren sebagai media pembentukan akhlak pada zaman colonial mempunyai tujuan khusus pada masing-masing pesantren agar santri berwatak anti imperialis, anti kebudayaan yang datangnya dari penguasa colonial dan mencap kafir bagi para santrinya yang menyerupai atau mengikuti kebudayaan colonial tersebut, dan para ulama pesantren dapat menanamkan watak suasana solidaritas yang tinggi yang dimulai dari lingkungan pesantren yang kecil di lingkungan masyarakat yang luas dan menjadikan masyarakat merasa adanya kewajiban moral untuk berkonsultasi dalam menjalankan suatu aktivitas yang dipandang penting baik permasalahn ekonomi, budaya , social, maupun masalah politik, sehingga otomatis ulama pesantren pada kurun masa yang lalu menjadi pimpinan yang kharismatik dalam membimbing masyarakat luas. Maka tidak mustahil, pesatnya Islamisasi sampai ke pelosok-pelosok pedesaan dan berakarnya budaya Islam pada masyarakat Indonesia, karena masyarakat sudah menganggap pesantren sebagai pusat sosialisasi, pusat kebudayaan (central culture) dan tempat berkonsultasi berbagai permasalahan baik keagamaan maupun yang lainnya sehingga menjadikan pesantren sebagi media
11
pembentukan saja bagi para santrinya yang berada di pesantren melainkan juga bagi seluruh masyarakat luas. Dengan demikian pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang unit dengan sistem asramanya tersebut merupakan model pendidikan yang sangat efektif dan efisian dalam usaha pembentukan akhlak Islam.
Sistem pesantren tersebut perlu dikembang pesatkan dengan kurikulum yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di zaman yang medeka ini dan siap menjangkau permasalahan dan pengetahuan di masa depan.
B.Masalah Akhlak
Sudah dimaklumi segala sesuatu yang ada di alam ini tunduk kepada suatu peraturan tertentu dan kepada undang-undang tertentu, matahari, bulan, dan bintang-bintang semua tunduk pada suatu peraturan yang tetap, tidak dapat bergeser dan menyeleweng, hingga manusiapun kalau anda perhatikan keadaannya niscaya ternyata bahwa ia tunduk kepada peraturan-peraturan (sunnah) Allah dengan sepenuh-penuhnya. Sebagaimana dikatakan oleh Al Maududi:
“Hati manusia dalam geraknya, darahnya dalam peredarannya dan nafasnya, keluar masuknya tunduk kepada undang-undang ini (Sunnatullah). Semua anggota badannya seperti otak, perut besar, paru-paru, urat saraf, urat daging, dua tangan, dua kaki, lidah , dua mata, hidung, dan telinga semua berserah diri kepada-Nya”.(Abul Ala AlMaududi terj.A.Suhaily,1985:8)
Masalah akhlak adalah masalah yang paling penting dalam Islam, karena misi kerasulan Muhammad itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah:
Artinya: Bahwasannya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.(H.R.Baihaqi).
Sedangkan akhlak yang mulia adalah akhlak yang telah dicontoh Nabi SAW. Firman Allah:
    
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S.Al Qalam: 4). 12
Dan firman-Nya juga;
                 
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.Al Ahzab: 21).
Dan firman-Nya:
….          •   •    
Artinya: .…Apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya. (Q.S.Al Hsyr: 7).
Dan yang diucapkan Rasul bukanlah berdasarkan hawa nafsunya, firman Allah:
          
Artinya: Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S.An Najm: 3-4).
Kemudian sahabat Rasulullah bertanya kepada Rasul tetntang Islam:
ﻘﺎﻞ : ﻘﻞ ﺍﻤﻨﺖ ﺒﺎﷲ ﺜﻢﺍ ﺴﺘﻘﻢ . / ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻢ /
Artinya: Rasul bersabda: Katakanlah saya beriman kepada Allah, kemudian berlaku luruslah (tetap istiqamah). (H.R.Muslim,.t.th:37).
Untuk menempuh jalan yang luruspun senantiasa muslim selalu berdo’a dalam setiap harinya minimal tujuh belas kali (shalat lima waktu), mereka berdo’a:
              13
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S.Al Fatihah: 6-7).
Menurut Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Mahaly dan Syekh Abdurrahman bin Abi Bakar Assuyuthy dalam tafsirnya Al Jalainy yang maksudnya:
“Jalan yang lurus adalah petunjuk berupa Al Qur’an, petunjuk tersebut adalah jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah kepada mereka, jalan yang lurus tersebut bukan jalannya yang dimiliki oleh orang Yahudi yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang Nasrani yang tersesat.”(Jalalainy,t.th.:275)
Maka orang yang beriman dan tetap berjalan lurus pada perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, maka orang tersebut adalah telah melakukan akhlak Islam (Al Qur’an). Kata akhlak sebenarnya terambil dari Khilqun dan Khulqun yang mengandung segi-segi persesuaian dengan kholqun, sehingga ugeran tersebut memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dan kholik dan antara makhluk dengan makhluk.
Rasulullahpun menitir tentang pebtingnya akhlak dengan sabda:
ﺃﻜﻤﻞﺍﻠﻤﺆﻤﻨﯿﻦﺇﻴﻤﺎﻨﺎﺃﺤﺴﻨﻬﻢﺨﻠﻘﺎ. / ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺒﻮﺪﺍﻮﺪ /
Artinya: Umat mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya. (H.R.Abu Dawud).(Jalaludin Abdurrohman:55)
1. Prinsip-prinsip akhlak Islam.
1). Prinsip Iman.
2). Prinsip Islam.
3). Prinsip Ikhsan (berbuat baik).
Ad. 1). Prinsip Iman.
Iman dibagi menjadi dua macam, yaitu Iman Mujmal dan Iman Mufashol.
a. Iman Mujmal adalah:
1. Percaya kepada Allah dan firman-firman-Nya.
2. Percaya kepada Rasulullah dan sabda-sabdanya
14

b. Iman Mufashol adalah ;
1. Percaya kepada Allah.
2. Percaya kepada Malaikat-malaikat-Nya.
3. Percaya kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Percaya kepada Rasul-rasul-Nya.
5. Percaya kepada hari akhir.
6. Percaya kepada takdir baik dan buruk.
Pengertian Iman
Iman menurut bahasa artinya “membenarkan dengan hati adanya petunjuk Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk seluruh manusia.(M.Rifai,1975:26)
Menurut istilah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah:
ﺍﻺﯿﻤﺎﻦ ﻤﻌﺮﻔﺔ ﺒﺎﻠﻘﻠﺐ ﻮﻘﻮﻞ ﺒﺎﻠﻠﺴﺎﻦ ﻮﻋﻤﻞ ﺒﺎﻸﺮﻜﺎﻦ./ ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺒﻦﻤﺟﺔﻋﻦﻋﻠﻰ/
Artinya: Iman ialah membenarkan dengan hati mengucapkan dengan lisan, dan mengerjakan dengan anggota badan. (H.R.Ibnu Majah dari Ali).)(t.th:26)
Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang perincian Iman:
ﺨﺄﺨﺒﺮﻨﻲﻋﻦﺍﻺ ﯿﻤﺎﻦ ﻘﺎﺃﻦﺘﺆ ﻤﻦ ﺒﺎﷲ ﻮﻤﻼﺌﻜﺘﻪ ﻮﻜﺘﺒﻪ ﻮﺮﺴﻠﻪ ﻮﺍﻠﯿﻢ ﺍﻷﺨﺮﻮﺘﺆ ﻤﻦ ﺒﺎﻠﻘﺪﺮﺨﯿﺮﻩﻮﺸﺮﻩ ﻘﺎﻞ ﺼﺪﻘﺖ./ ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻢ/
Artinya: Katakanlah kepadaku (Jibril) apakah iman itu? Jawab Rasulullah : Iman ialah bahwa engkau percaya kepada Allah, malikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir baik dan buruk, ia berkata: benar anda. (H.R.Muslim).Arbain Nawawy:t.th:16)
Dan Allah menjelaskan dalam firman-Nya tentang arti Iman yang sebenarnya bagi orang-orang yang beriman sebagai berikut:
         •       •    15
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Q.S.Al Anfal: 74).
Ad. 2. Prinsip Islam
Prinsip islam ada lima yaitu ;
1. Persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan-Nya.
2. Mengerjakan sholat lima waktu.
3. Membayar zakat.
4. Berpuasa pada Bulan Ramadhan.
5. Menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, dalam tanya jawab dengan Jibril:
Artinya: Dia (Jibril) berkata Ya Muhammad katakanlah kepadaku, apakah Islam itu ? Jawab Rasulullah: Islam ialah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad pesuruh Allah, engkau mengerjakan shalat, membayar zakat, berpuasa pada Bulan amadhan dan pergi haji ke Baitullah jika engkau sanggup pergi kesana. Kami tercengang, dia yang bertanya dia pula yang membenarkannya. (H.R.Muslim).(Loc.Cit.:16)
Prinsip rukun Islam yang lima tersebut adalah sebagai perwujudan dari prinsip Iman dan merupakan simbol-simbol ritual yang ruhnya dan maknanya untuk mengatur kehidupan serta tugas manusia sebagai khalifah di bumi, dimana aturan-aturannya telah disebutkan dalam Al Qur’an
Prinsip Persaksian
Prinsip persaksian tersebut adalahsebagai syarat mutlak sebagai manusia muslim, karena dengan persaksian tersebut ia mengakui bahwa Allah sebagai penguasa tunggal atas semua makhluk sebagaimana firman Allah, surat Al An’am ayat 57:
16
                     •     
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. dia menerangkan yang Sebenarnya dan dia pemberi Keputusan yang paling baik". (Q.S.Al An’am: 57).

Dan pengakuan kepada Rasulullah Muhammad adalah karena Nabi Muhammad sebagai penyampai wahyu dan sumber pemahaman dari wahyu yang di sampaikannya itu. Pegetahuan atau makna yang diperoleh dari pengucapan kalimat persaksian tersebut adalahsebagaimana yang telah disampaikan Al Maududi:
1. Penghambaan diri kepada Allah, bukan penghambaan kepada selain Allah, maak secara langsung anda akan mengerti bahwa di dunia ini manusia harus berbuat sesuai denga kehendak-Nya, yang menjadi pemilik atas semua makhluk tersebut, dan bila manusia berbuat betentangan denga kehendak-Nya berarti telah memberontak kepada-Nya.
2. Kepatuhan Muhammad berarti cara-cara yang anda tempuh dalam bersikap dan bertindak mestilah menurut cara-cara yang telah diajarkannya kepada anda. Bila mengikuti cara yang diajarkannya, maka akan memperoleh hasil baik di akhirat nanti, tetapi bila anda beramal tidak sesuai denga cara yang diajarkannya, maka berarti akan menanam duri saja di dunia ini dan akan menuai duri pula di akhirat nanti.
Prinsip Shlalat Lima Waktu.
Fungsi shalat amat luas, disamping untuk menjaga manusia dan jin senantiasa selalu berhubungan dengan yang Maha Pencipta, agar selalu ingat segala perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya adalah berfungsi dapat mencegah perbuatan
17
yang keji dan yang mungkar. DaN Allah memerinyahkan membaca Al Qur’an sebagai petunjuk-petunjuk (yang lurus) dari Allah agar senantiasa shalat itu betul-betul mempunyai ruh didalam kehidupan ini. Allah berfirman:
                        
Artinya: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S.Al Ankabut: 45).
Berarti ingat akan Allah adalah ingat akan petunjuk-petunjuk kepada orang-orang beriman, bagi orang-orang yang beriman mengamalkan petunjuk itu maka Allahpun akan memberi janji-Nya. Allah berfirman:
         •    •      
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.(Q.S.An Nahl: 97).
Amal-amal yang shaleh itu antara lain:
1. Mencari Penghidupan
Allah SWT berfirman:
                18
Artinya: Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Q.S.Al Jumu’ah: 10).
Allah juga berfirman:
               
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(Q.S.Al Mulk: 15).

Sabda nabiMuhammad Saw;

Artinya: Tidak sesuatu makanan yang lebih baik bagi seseorang, malainkan apa yang dihasilkan dari hasil karya tangannya. (H.R.Bukhori).
Sabdanya pula:
Artinya: Sungguh bahwa mencari kayu baker salah seorang diantara kamu lalu mengikatkan di atas punggungnya itu lebih baik dari pada meminta kepada seseorang kemudian ia memberinya atau menolaknya. (H.R.Bukhori).(Shohih Bukhori, j II t.th:6)
Berkarya dan mencari penghidupan adalah akhlak Islam yang mulia karena denga berkarya dan berusaha tersebut, seseorang bisa selamat dari bahaya kemiskinan yang dapat membawa kepada kekafiran itu. Maka kemiskinan adalah musuh Islam yang utama.
Yusuf Al Qordlawipun mengatakan :
Bekerja adalah senjata utama untuk memerangi kemiskinan, modal pokok dalam mencapai kekayaan, dan faktor dominan dalam menciptakan kemakmuran dunia, dimana dalam tugas ini Allah memilih manusia sebagai
19
pengelolanya.(Yusuf Al Qordlowy: terj.Fanani,1982 :62)

2. Memakmurkan Dunia.
Allah berfirman dalam surat Hud ayat 61:
                           •    
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena itu mohonlah ampunan-
Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hambaNya) “
(Q.S.Hud: 61).
Manusia disuruh memakmurkan dunia, dibangunnya tempat peribadatan, pasar-pasar, irigasi pertanian yang baik, rumah sakit jala-jalan yang indah, dan sebagainya. Hali ini memerlukan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan spesialisasinya sehingga semangat menuntut ilmu dalam Islam dipandang sangat mulia, sebagaimana tawaran Allah untuk mengadakan penelitian di jagad raya ini, menunjukkan betapa tingginya nilai ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam, Allah berfirman dalan surat Ar Rahman ayat 33:
                 
Artinya: Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.(Q.S.Ar Rahman: 33).
20
Dalam usaha membangun pribadi-pribadi muslim yang tangguh, siap mental dalam permasalahan yang perlu dilakukan menurut Z.A.Syis adalah antara lain:
a. Menilai diri sendiri, mengenal diri sendiri
1. Memeriksa kemampuan yang ada.
2. Memeriksa kekayaan yang ada.
3. Memeriksa kegiatan kerja.
4. Memeriksa persediaan waktu.
5. Memeriksa tentang hal iman dan berbuat baik.
b. Membentuk kepribadian bijak.
1. Banyak membaca, baik membaca buku maupu membaca alam sekitar.
2. Latihan membiasakan diri berfikir dan berbuat bagi kemanusiaan.
(Z.A.Syis,1980:247)
3. Menjadi Khalifah di Muka Bumi.
  •    •                 •  ••   
Artinya: Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(Q.S.Al Hajj: 65).
Firman Allah:
                             
Artinya: Apakah kamu (Tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di-
21
antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan Telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.(Q.S.Al A’raf: 69).
4. Berbuat kemaslahatan/kebaikan dan tidak berbuat kerusakan.
Firman Allah dalam Surat Al Qoshosh ayat 77:

                         •     
Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Q.S. Al Qoshosh: 77).
Firman Allah:
•                 
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S.Al Baqarah: 218).

22
Allahpun berfirman dalam Surat Al Anfal ayat 74:
         •       •   
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi

pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.(Q.S.Al Anfal: 74).
Jihad di sini diartikan sungguh-sungguh, serius berusaha sekuat tenaga untuk kepentingan agama Allah, seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, penegakan hukum untuk keadilan, social, budaya, politik dan stabilitas keamanan.
- Prinsip Zakat.
Prinsip zakat ini mempunyai arti kemasyarakatan dan kemanusiaan serta masala-masalah social lainnya. Dengan zakat agar didirikan lapangan kerja, berbagai kebutuhan sarana untuk umum, menegakkan kekuasaan dan semua kepentingan masyarakat luas, sehingga terjadinya keseimbangan dari berbagai sector dan lapisan, tidak menimbulkan kekayaannya berputar disekitar orang-orang kaya saja.
Allah berfirman dalam Surat At Taubah ayat 103:
          •        
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S.At Taubah: 103). 23
Maksud kata “membersihkan” pada ayat tersebut membersihkan orang tersebut dari sifat kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda sehingga timbul kemanusiaan yang tinggi, kasih sayang terhadap si miskin. Sedangkan dari kata “mensucikan” pada ayat itu adalah menyuburkan sifat kebaikan dalam hati manusia sehingga timbul sifat membangun dan berlomba-lomba dalam beramal baik.
Usman bin Hasan menulis dalam kitab Durratun Nasihin berbunyi sebagai berikut:
Artinya: Dunia di tegakkan denghan empat perkara:
1. Ilmunya para ulama,
2. Andilnya para umara (pemegang pemerintahan),
3. Kasih sayangnya orang kaya (terhadap si miskin), dan
4. Do’anya si miskin.(Usman bin Hasan,t.th.:17)
Kalau menilik dari apa yang ditulis oleh Usman bin Hasan tersebut maka prinsip zakat itulah yang dapat mendukung usaha untuk menciptakannya. Dan Allah telah memberikan perincian secara global dari pada pembagian atau penggunaan zakat itu, dengan firman-Nya:
                         
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin , pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang
24
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Q.S.At Taubah: 60).
Prinsip Puasa.
Manusia mempunyai perbedaan individu, karena mempunyai watak dan karakter yang berbeda-beda, yang demikian adalah kodrat manusia yang dibawanya sejak lahir dan berkembang setelah manusia saling berkomunikasi

antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan watak dan karakter yang ada pada manusia membentuk adanya status perseorangan yang amat personil sekali dan hampir tak pernah di dapati, orang-orang itu mempunyai status perseorangan yang setingkat. Adanya pemimpin, buruh, pedagang, petani, adalah terang menunjukkan keadaan bahwa manusia itu walaupun sama akan tetapi status perseorangan berbeda dan pribadinyapun berbeda.
Karakter dan watak seseorang itu ternyata berkembang karena adanya “group environment” (lingkungan) itulah sebabnya manusia ingin hidup berkelompok atau bermasyarakat, keinginan demikian karena pada manusia adanya dorongan-dorongan atau hasrat-hasrat yang merupakan unsure kerohanian atau unsure psikis, yang mempengaruhi manusia dalam hidup bermasyarakat.
Hasrat-hasrat yang ada pada manusia itu adalah:
1. Hasrat social,
2. Hasrat mempertahankan diri,
3. Hasrat berjuang,
4. Hasrat harga diri,
5. Hasrat meniru,
6. Hasrat bergaul,
7. Hasrat untuk mendapatkan kebebasan,
8. Hasrat untuk memberitahukan, dan
9. Hasrat tolong menolong dan simpati.(Abu Ahmadi :1975:41)
25
Adanya hasrat-hasrat inilah yang mendorong adanya kompetisi, maka untuk mencegah adanya kompetisi yang tidak sehat yang dapat menimbulkan kehancuran maka di perlukan pengendalian diri.
Menurut Usman bin Hasan bin Ahmad Assyakir macam puasa itu ada tiga, yaitu:
1. Puasa umum yaitu puasa yang hanya mengendalikan perut dan farji (sexual).
2. Puasa khowas yaitu puasa terhadap pengendalian anggota badan dari perbuatan dosa (di samping mengedalikan perut dan farji).
3. Puasa khowasul khowas, puasa untuk pengendalian hati dari keraguan terhadap agama dan dari berfikir duniawi sehingga lupa akan Allah.
(Usman Hasan,Op.Cit.:12)
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 183:

              

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.(Q.S.Al Baqarah: 183).
Dengan firman Allah diatas puasa diwajibkan bagi orang-orang beriman dengan tujuan agar menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlak Islam. Nabi menjelaskan dalam Haditsnya tentang keadaan bulan puasa Ramadhan sebagai berikut:

Artinya: Dari Abi Hurairah R.A, Rasulullah bersabda: Jika Bulan Rmadhan telah masuk, maka dibukalah pintu-pintu langit, pintu-pintu neraka Jahannam ditutup dan syetan-syetan di belenggu. (H.R.Bukhori).(Husyein Bahreis,1981:81)
26
Prinsip Haji.
“Haji adalah membuat keputusan untuk mengunjungi tanah suci. Karena orang banyak dari segala penjuru membuat keputusan untuk mengunjungi Ka’bah, maka pekerjan itu dinamakan haji.”
Allah berfirman dalam Surat Ali Imran 96-97:

• •   ••          •          ••          •     
Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(Q.S. Ali Imran: 96-97).

Firman-Nya juga:
  •          ••               •     
Artinya: Apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara
mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Q.S.Al Baqarah: 200-201).

Nabi bersabda:

Artinya: Barang siapa yang berhaji karena Allah dengan tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa (fasik) ia telah kembali seperti baru dilahirkan oleh ibunya. (H.R.Bukhori).(Arbain Nawawiyah:Loc.Cit.)
Permasalahan haji ini sangat penting dalam hubungannya dengan akhlak kemasyarakatan , sehingga Al Maududi mengatakantentang haji ini adalah sebagai berikut:
Tak ada cara yang dapat menandingi haji dalam kemampuannya untuk menarik manusia dan mengumpulkannya atas nama Tuhan di satu pusat pertemuan dan mempersatukan sejumlah besar ras-ras dan bangsa-bangsa dalam satu tali persaudaraan manusia yang mengabdi kepada Tuhan, bercita-cita suci saling mendo’akan rahmat bagi sama lain. Anda semua telah memperoleh sistem yang sempurna dan tak tertara ini tanpa usaha sedikitpun. Suatu sistem yang telah bekerja ratusan tahun dengan sukses tetapi anda tidak menaruh perhatian sedikitpun terhadapnya, karena ia telah berada di tangan anda ketika anda lahir dan membuka mata di dunia. Sekarang anda bermain-main dengannya seperti halnya anak kecil bodoh yang dilahirkan di atas tumpukan permata dan menganggapnya sebagai batu-batu biasa saja. Hati saya terbakar melihat anda semua mempermainkan harta dan kekuatan yang demikian besarnya itu karena kebodohan dan ketololan semata. Bagaimana orang bisa bersabar dan menahan hati melihat batu-batu permata dihancur leburkan oleh tukang-tukang batu pemecah batu ?
Memang shalat, zakat, puasa atau haji tidaklah dimaksudkan untuk melatih binatang, tapi manusia. Tapi manusia-manusia yang diberi latihan dengan
amalan itu tidak mengerti arti dan kepentingannya tidak pula untuk memetikmanfaat-manfaat yang terkandung manfaatnya, melainkan sebaliknya pikiran mereka kosong dari pengertian dan makna ibadah-ibadah tersebut. Dan mereka hanya melaksanakannya karena meniru perbuatan nenek moyangnya saja. Hasil apa yang bisa diharapkan dari mereka? Malangnya umat Islam pada umumnya melaksanakan ibadah-ibadah tersebut dengan cara demikian. Mereka mengerjakan tiruan pekerjaan lahiriyah dari ibadah-ibadah tersebut tanpa memiliki ruhnya.
Maka dengan demikian bahwa prinsip-prinsip dalam rukun Islam tersebut disamping sebagai symbol ritual, mempunyai makna dan ruh dalam kehidupan yang sangat luas bagi muslim di alam ini dan dapat memegang kendali khalifah yang diamanatkan Allah kepada manusia.
Ad. 3. Prinsip Ikhsan (Berbuat Baik).
Ikhsan adalah perwujudan dari pengamalan Al Imandan Al Islam, tidaklah Ikhsan seseorang hanya berasal dari Al Iman saja, melainkan keduanya terpadudalam suatu ikatan yangtidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan Rasulullah memberikan sabdanya tentang Ikhsan tersebut:

Artinya: Katakanlah kepadaku, apakah Ikhsan itu ? Jawab Rasulullah SAW : Engkau sembah Allah seolah-olah melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka Dia (Allah) melihat engkau. (H.R.Muslim).
Jadi Ikhsan segala pengabdian manusia kepada Allah yang merasa dirinya seolah-olah melihat Allah atau merasa dirinya dilihat oleh Allah, maka setiap mereka melakukan Al Islam mereka selalu adanya hubungan yang komunikatif dengan Allah (Yang Maha Pencipta). Inilah muslim yang berakhlak Islam, merka ingat akan Allah karena ingat akan perintah dan larangan Allah dan bila mereka melakukan petunjuk-petunjuk Allah mereka ingat kepada Allah.
Seorang yang Ikhsan tidak ada padanya rasa duka dan pesimis melainkan yang ada rasa optimis dan berusaha untuk dapat memperoleh rahmat Allah. Allah berfirman:
                 •                   •   
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S.Al Hadid: 22-23).

Allah berfirman:
                      •     

Artinya: Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Orang yang Ikhsan memasrahkan dirinya untuk Allah dan segala putusannya hanya bagi Allah, tetapi iapun diberi petunjuk oleh Allah dengan firman-Nya:
         •   •

     
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (Q.S.An Nahl: 97).
•                 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.Al Baqarah: 218).
         •       •   

Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Q.S.Al Anfal: 74).
Allah juga berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat: 2-5 sebagai berikut:

32
                                         
Artinya: 2. Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.Al Baqarah: 2-5).

Dengan disampaikannya beberapa ayat diatas maka dapat memperjelas arti Ikhsan dalam kedudukannya sebagai salah satu bagian dari prinsip-prinsip akhlak Islam.
2. Prinsip-prinsip Pembentukan Akhlak di Pondok Pesantren.
Prinsip-prinsip pembentukan akhlak di pesantren adalah mempunyai prinsip membentuk akhlak Islam, dengan ciri-ciri pendidikan yang di tunjang oleh ketiga faktor yang utama yaitu:
1. Faktor Lingkungan (dengan sistem asrama).
2. Faktor yang mendidik/kyai.
3. Faktor pengalaman dari isi kandunga kitab. Ad. 1. Lingkungan yang dibuat sedemikian rupa, seperti adanya asrama,
33
4. peraturan-peraturan lingkungan, pengawasan dan bimbingan kyai yang dilakukan secara terus menerus.
Pesantren merupakan contoh masyarakat kecil yang dapat mendukung usaha pembentukan akhlak yang lebih efektif dan efisien. Karena pada dasarnya sifat manusia adalah sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:

Artinya: Dari Abi Hurairah bahwasannya ia telah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: tidaklah dilahirkan seorang anak itu kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi.(H.R.Muslim).
(Shohih Muslim:jilid II,t.th.:458)
Ad. 2. Para kyai yang mendidik adalah sebagi figur sentral dari anak didik/santri dalam meniru tingkah lakunya sehari-hari. Dikatakan bahwa ulama sebagai pewaris dari para Anbiya’, sedangkan Nabi adalah contoh suri tauladan yang paling baik.
Allah berfirman:
                 
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.Al Ahzab: 21).
Ad. 3. Pengalaman (implementasi) kandunga isi kitab/materi yang diajarkan sangat mendukung dalam usaha membentuk akhlak, karena hal itu menyangkut ilmu dan penjabarannya dalam segala aspek kehidupan di masyarakat. Sebagaimana yang di kemukakan oleh Abdurrahman An Nakhlawi yaitu:
34

Artinya: Pengajaran yakni memindahkan (transformasi) pengetahuan-pengetahuan, akidah-akidah kepada akal dan hati orang-orang yang beriman untuk menyesuaikan/mencocokannya dalam perbuatan-perbuatannya dan kehidupannya.(Abdur Rohman Anakhlawy,1979:!55)
Dengan demikan bahwa faktor pendidik, milieu/lingkungan yang baik dan menunjang, dan kemampuan dalam menjabarkan materi Al Kitab adalah faktor-faktor yang sangat mendukung dalam usaha membentuk akhlak di pesantren pada santri, disamping sudah tentu sarana yang mencukupi.
Dalam usaha mendukung ketiga faktor yang utama tersebut, ditanamkan dalam pendidikan pesantren:
1. Rasa kebersamaan.
2. Rasa kesederhanaan dan hemat.
3. Belajar hidup mandiri.
4. Istiqomah (disiplin diri).
5. Taat pada pimpinan pesantren/kyai dan
6. Hidup merdeka.
Hidup merdeka ini maksudnya adalah sebagaiman yang di sebutkan oleh Sujoko Prasojo: “Prinsip kemerdekaan pada sistem pendidikan pesantrenartinya dari semua kalangan segala lapisan masyarakat boleh memasukinya ditambah tidak adanya pungutan apapun terhadap santri.”
Dan juga merdeka dalam arti memilih pengajian yang di senangi, atau dikehendaki oleh peserta didik/santri.

C. Peranan Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Islam.

Setelah penulis membahas tentang masalah Pesantren dan masalah akhlak selanjutnya penulis bahas masalah Perana Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Islam. Pesanten sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam, mempunyai system
35
yang amat efektif dan efisien dalam usaha membentuk akhlak Islam, karena sistem pendidikannya ditunjang oleh ketiga faktor yaitu: lingkungan dengan sistem asramanya, Kyai sebagi yang mendidik menjadi figur kepribadian serta penguasaan materi yang diajarkan, dimana hasil belajar mengajar pada pondok pesantren langsung dipraktekkan bersamaan dibawah bimbingan dan pengawasan guru atau kyainya secara terus menerus.
Dikatakan efektif karena dalam mebentuk akhlak Islam langsung dipraktekkan sehari-hari, dan dikatakan efisian karena santri/siswa diasramakan sehingga santri lebih banyak waktu untuk menerima pendidikan, sedangkan santri tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.
Syekh Ibrahim bin Ismail menyatakan:

Artinya: Wajiblah lamanya waktu (belajar) itu sehingga ilmu berhasil di peroleh,
Karena sesungguhnya pendahuluan-pendahuluannya dan dasar-dasarnya
adalah banyak, tidaklah diperoleh (ilmu itu) dalam waktu yang sedikit.
(Ibrohim bin Ismail,t.th.:15)
Dengan pendapat tersebut ditas menunjukkan tepat gunanya sistem pesantren dalam pembentukan Akhlak Islam, hali ini dikuatkan oleh hasil keputusan Musyawarah/Lokakarya, intensifikasi Pengembangan Pondok Pesantren yang diselenggarakan Ditjen Bimas Islam. Termaktub pada lampiran III Keputusan/Kesimpulan Komisi C tentang “Metode Pendekatan Sistem nilai bagi pengembangan Masyarakat’ yang disampaikan oleh Drs. Soedjoko Prasodjo, yang memutuskan antara lain:
Pondok Pesantren telah menymbangkan nilai-nilai yang tinggi di mata masyarakat dan telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat selama beratus-ratus tahun terhadap nilai-nilai itu.
Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh sejumlah nilai-nilai utama yang dimiliki pondok pesantren yang telah menjadikan dirinya “fokus sosial”.
Nilai-nilai itu antara lain:
36
1. Point nomor 1). Pondok Pesantren adalah tempat menanamkan nilai-nilai yang mewujudkan keserasian antara iman, Islam, (iman, ilmu, dan amal).
2. Point nomor 7). Kyai sebagai pimpinan utama dalam podok pesantren dan juga tokoh kharisma dalam masyarakat, tempat para santri dan anggota masyarakat berorientasi pada masalah keagamaan dan berbagai masalah kehidupan lainnya, merupakan pembawa pembaharuan dan perubahan dalam masyarakat.(Kafrawi,1978:171)
Untuk melestarikan fungsi dan status pondok pesantren sebagai focus social dalam perkembangan zaman yang pesat ini, perlu sekali adanya penyempurnaan-penyempurnaan dalam nilai-nilai yang dikembangkan dalam pondok pesantren agar tetap memiliki nilai-nilai yang tinggi di mata masyarakat.
Hasil keputusan lokakarya tersebut menunjukkan bahwa sudah sejak lama pondok pesantren memagang peranan dalam membantu tata nilai Islam di masyarakat, berbagai penyempurnaan yang dilakukan pondok pesantren, seiring dengan perkembangan zaman yang pesat, maka dengan demikian pondok pesantren berperan sekali dalam usaha membentuk tata nilai Islam atau akhlak Islam pada masyarakat sekarang ini.

GAMBARAN SALAH SATU PESANTREN
DALAM MEMBENTUK AKHLAK ISLAM PADA TAHUN 1987

A .Situasi Umum Pondok Pesantren Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang.
Pondok Pesantren Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang, adalahmilik Yayasan Pesantren Dondong Mangkang Luhur, yang didirikan diatas tanah seluas ± 3750 M². dengan sejumlah bangunan 8 buah gedung, yaitu:
- Sebuah buah gedung untuk sekolah.


- Empat buah gedung untuk asrama santri.
- Sebuah gedung kantor pondok pesantren.
- Sebuah gedung koperasi.
- sebuah gedung musholla bertingkat.
Di tambah sarana lain seperti MCK dan tempat berwudlu. Tersedia juga lapangan Olah Raga Volly Ball ,Badminton, dan lapangan Atletik serta sarana lain berupa sarana ketrampilan menjahit dan menganyam.
Dalam sub bab ini penulis tentang beberapa hal yang meliputi: 1 Susunan Orhanisasi Pondok Pesantren.,2.Keadaan Santri., dan 3.Letak Geografis.

Ad. 1. Susunan Organisasi Pondok Pesantren Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang, lihat tabel berikut ini:
TABEL
SUSUNAN ORGANISASI
PONDOK PESANTREN DONDONG LUHUR
MANGKANG WETAN KOTA MADYA SEMARANG
No. Jabatan Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.

11.

12.

13.

14.


Pengasuh/Pelindung
Penasehat Pesantren
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendahara I
Bendahara II
Sie. Pendidikan

Sie. Olahraga

Sie. Kebersihan

Sie. Humas

Sie. Keamanan

Sie. Pembentuk Umum Kyai H.Ahfadzul Athfal
Zakaria
Adib Rafiuddin
Iman Gunawan
Abdullah Umar
Zainal Arifin
As’ari
Supadi
Mansur anwar
Abdul Razak
Syamsudin
Hamin mahmud
Musyafa
Muzayin
Kasro’ie
Mushonif
Jamqolun, Wasy’ari
dan Rohani
Zaenal Mutaqin (Kpl.A)
Saefudin Zuhri (Kpl.B)
Kasro’ie (Komplek C)
Fathihin (Komplek D)

Tugas Pokok

Penasehat/Pelindung : - Memberi usul, saran, pertimbangan terhadap pelaksanaa program kerja pengurus.
- Memebri nasehat, peringatan atau sangsi terhadap pelanggar Undang-Undang/Tata Tertib Pondok Pesantren.
Ketua : - Bertanggung jawab atas Pondok Pesantren baik kedalam maupun keluar.
- Mengontrol kerja atau hasil kerja bawahannya.
Wakil Ketua : - Menggantikan kedudukan Ketua apabila ketua berhalangan.
- Bertanggung jawab dalam bidang intern.
Sekretaris I : - Bertanggung jawab atas jalannya administrasi pesantren.
- Memepersiapkan acara-acara bila ada rapat/pertemuan, atau musyawarah pengurus.
Sekretaris II : - Menggantikan kedudukan Sekretaris I, bila berhalangan.
- Membantu tugas Sekretaris I.
Bendahara I : - Mengatur pelaksanaan/anggaran belanja pondok pesantren.
- Bertanggung jawab atas keuangan pondok pesantren.
38
Bendahara II : - Membantu kerja bendahara I.
Sie. Pendidikan : - Mengkoordinir jalannya pendidikan pondok pesantren.
- Mengatur pembagian waktu jalannya pendidikan.
Sie. Olahraga : - Mengatur jadwal latihan, pertandingan dan memelihara peralatan Olahraga.
Sie. Kebersihan : - Mengkoordinir pelaksanaan kebersihan umum pondok pesantren.
Sie. Humas : - Menerima dan mengatur Surat keluar masuk serta memberikan informasi penting kepada pengurus dan kepada santri.
Sie. Keamanan : - Mengawasi jalannya tata tertib/undang-undang Pondok
Pesantren.
- Bertanggung jawab atas keamanan Pondok Pesantren.
- Menjaga segala inventarisasi Pondok Pesantren.
Sie.Pembantu Umum : - Membantu segala aktivitas Pondok Pesantren yang sudah direncanakan.
- Mengkoordinir Jam’iyah di Kompleknya masing-masing.

Ad. 2. Keadaan Santri :
Jumlah Santri sejak berdiri sampai sekarang, mengalami pasang naik dan pasang surut, untuk lebih jelasnya lihat table dibawah ini :

TABEL II

GAMBARAN KASAR TENTANG PERKEMBANGAN SANTRI
PONDOK PESANTREN DONDONG MANGKANG WETAN
KODYA SEMARANG (1771-1987)


Tahun

Santri/Murid

Pengasuh
1771
1861
1899
1940
1947
1955
1962
1969
1977
1987 7 orang
400 orang
3000 orang
3500 orang
750 orang
600 orang
500 orang
300 orang
75 orang
155 orang Kyai Syafiie K. 39
Kyai Darda
Kyai A. Bulqin
Kyai Tohir
Kyai Ahmad
Kyai Tolhah
Kyai Asy’ari
Kyai Maschon
Kyai A. Atfal
Kyai A. Atfal

TABEL III
KEADAAN SANTRI PONDOK PESANTREN DONDONG
MANGKANG WETAN KODYA SEMARANG
1977-1987
No. Tahun Jumlah Santri
1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987 75 orang
100 orang
110 orang
125 orang
125 orang
150 orang
150 orang
150 orang
160 orang
180 orang
155 orang
Keterangan : Dari tahun 1977 sampai tahun 1987 ini diasuh oleh Kyai Haji Ahfadzul Atfal.

TABEL IV
KEADAAN SANTRI MENURUT TINGKAT PENDIDIKANNYA
TAHUN 1987
No. Tahun Tingkat Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5. 1987
1987
1987
1987
1987 MI / SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Khusus Mengaji orang
105 orang
15 orang
25 orang
10 orang
Jumlah 155 orang

TABEL V
KEADAAN SANTRI MENURUT ASAL DAERAH
TAHUN 1987
No. Asal Daerah Jumlah Santri
1.
2.
3.
4.
5. Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
DKI Jakarta
Sumatra Selatan 15 orang
128 orang
10 orang
1 orang
1 orang
Jumlah 155 orang

Ad. 3. Letak Geografis
Pondok Pesantren Dondong Mangkang Wetan Kotamadya Semarang berlokasi, antara lain
1. Sebelah selatan adalah kampong Dondong
2. Sebelah utara 100 M adalah jalan Raya jurusan Semarang-Cirebon.
3. Sebelah timur adalah sungai Beringin.
4. Sebelah barat 200 M adalah pasar Mangkang.
40
B. Peranan Kyai Sebagai Figur Pondok Pesantren Dan Figur Kepribadian.
Seorang pengasuh pondok pesantren biasa mendapat sebutan kyai. Untuk memperoleh tersebut ternyata bukan memproklamirkan dirinya sebagai kyai, tetapi karena gelar yang diberikan masyarakat yang disebabkan kealimannya dalam fak ilmu agama.
Demikian juga pada pengasuh pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan ini, kyai Ahfadzul Atfal mendapat gelar kyai tersebut karena kealimannya dalam fak agama, disamping sebagai pemagang peranan dalam mengendalikan pondok pesantren. Secara otomatis santri yang belajar, menjadikan kyai Ahfadzul Atfal sebagai figur sentral dan figur kepribadian, juga bagi masyarakat sekitarnya.
Peranan kyai Ahfadzul Atfal pada pesantren tersebut adalah sebagai penerus
(estafet) dari para kyai terdahulu yang telah merintis dan melanjutkan pendidikan dengan sistem pesantren.
Penunjukan seorang pengasuh pesantren terutama pesantren lama, berdasarkan atas prinsip alamiyah, artinya yang paling alim, lebih sepuh (tua) dan ahli waris
terdekat, karena pada umumnya pesantren termasuk pesantren Dondong adalah milik perseorangan yang mana perintis pertamanya biadanya berwasiat bahwa tempat tersebut untuk kegiatan pesantren. Sedangkan ahli waris yang memiliki kriteria di atas adalah kyai Haji Ahfadzul Atfal, sepeninggal dari kyai Maschon sebagai pengasuh sebelumnya itu.
Dan kepemimpinan pada pesantren Dondong adalah sampai wafatnya kyai tersebut (yang memangku sebagai kyai sesepuh/pengasuh pesantren itu.
C. Akhlak Pengurus Pondok Pesantren.
Sistem kepengurusan di Pondok Pesantren Dondong mangkan g Wetan kodya Semarang ini dalam memilih ketuanya adalah berdasarkan pilihan kyai atau pengasuhnya, yang dikukhkan dalam suatu rapat atau musyawarah umum para santri, terkecuali wakil dan pengurus harian yang lain serta seksi-seksi yang diperlukan berdasarkan pertimbangan para penasehat dan seluruh para santri yang hadir lalu dikukuhkan waktu itu juga. Sistem pennunjukkan ketua pengurus yang demikia
41
adalah untuk menjaga segala peraturan dan aktivitas yang akan diputuskan dan dilaksanakan tidak terlalu menyimpang dari kehendak pengasuh/kyai sebagai figure
sentral dan figure kepribadian. Dan pilihan kyai terhadap ketua pengurus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain: Akhlakul Karimah, dekat dengan kyai (karena lebih melancarkan komunikasi), mampu lagi berwibawa dalam memimpin. Maka akhlak pengurus adalah bercermin dengan kepribadian pengasuhnya.
D. Akhlak Santri.
Akhlak santri dalam menjalankan tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan
pada umumnya adalah baik, hal ini terbukti dengan sedikitnya pelanggaran oleh santri
terhadap tat tertib/peraturan yang ada.
Dan selama dalam pengawasan pesantren hanya 10 % saja dalam satu tahun pelanggaran terjadi dari jumlah para santri seluruhnya 155 orang.
Kasus itu antara lain tidak mengikuti Jam’iyah Khitobah Maulidiyah, berjama’ah shalat shubuh dan beberapa langgaran yang terjadi di luar pesantren.
Tata tertib/ peraturan yang ditetapkan pada dasarnya tidak lepas dari masalah yang berintikan:
1. Keimanan dan Ketaqwaan.
2. Pengabdian ilmu yang bermanfaat pada masyarakat dan Negara.
3. Pengembangan ilmu yang bermanfaat.
Pada santri juga dikembangkan suasana yang akrab antara sesamanya, gotong royong, hidup hemat, sederhana berdikari dan selalu taat pada pimpinan pesantren.
E.Pelaksanaan Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Islam
Pelaksanaan pendidikan di pondok Pesantren ini berintikan tiga unsur :
1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.
2. Pengembangan keilmuan yang bermanfaat
3. Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan Negara.
Sedangkan sistem metode pengajarannya adalah memakai metode:
1. Sistem metode Bandongan/Wetonan.
2. Sistem Sorogan.
3. Sistem Klasikal. 42
Selanjutnya dalam bab laporan penelitian ini penulis laporkan tentang:
1. Tujuan pendidikan pondok pesantren.
2. Peraturan/tata tertib pondok pesantren.
3. Kurikulum pondok pesantren.
Ad. 1. Tujuan pendidikan pondok pesantren :
Tujuan pendidikan pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan Kotamadya Semarang yaitu mendidik/mencetak kader muslim yang siap pakai. Maksud mendidik/ mencetak kader muslim yang siap pakai adalah dapat hidup bermasyarakat dengan dibekali:
- Keimana dan ketaqwaan.
- Pengembangan keilmuan yang bermanfaat.
- Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan Negara.
Ad. 2. Peraturan-peraturan/tata tertib Pondok Pesantren.
Peraturan atau tata tertib pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan Kotamadya Semarang terdiri dari tiga pasal, yaitu: Satu pasal kewajiban-kewajiban, satu pasal tentang larangan-larangan dan satu pasal untuk sangsi-sangsi.
Pasal I : Kewajiban-kewajiban
Ayat 1 : Memberitahukan/Sowan kepada pengasuh atau pengurus pesantren apabila
hendak pulang.
Ayat 2 : Memberikan surat keterangan bagi santri baru.
Ayat 3 : Mendaftarkan diri sebagai santri pondok pesantren.
Ayat 4 : Bersedia mengikuti pengajian minimal dua kali bagi yang sekolah dalam
pesantren dan minimal tiga kali bagi yang sekolah di luar pesantren.
Ayat 5 : Bagi yang tidak sekolah baik didalam maupun diluar pondok pesantren harus mengaji minimal tiga kali sehari.
Pasal II : Larangan-larangan.
Ayat 1 : Keluar dari lingkungan pondok pesantren setelah jam 23.30 WIB.
Ayat 2 : Berkeliaran di tempat-tempat yang tidak sesuai (seperti ke tambak-tambak orang lain).
Ayat 3 : Mengunjungi dan meyaksikan segala jenis tontonan. 43
Ayat 4 : Bersuara keras sehingga sampai mengganggu orang mengaji, belajar atau
Tidur.
Pasal III : Sangsi-sangsi.
Ayat 1 : Diambil tindakan tegas bagi santri yang melanggar pasal I ayat 3, 4, 5, dan 6.
Ayat 2 : Dikenakan denda uang sebesar Rp. 500, bagi pelanggar pasal II ayat3,apabila sampai tiga kali berturut-turut dikeluarkan dari pondok pesantren.
Ayat 3 : Bagi pelanggar yang tidak mengikuti khitobah/maulidiyah didenda uang Rp. 100,00.
Ayat 4 : Bagi yang tidak berjama’ah shalat shubuh didenda dengan denda yang
di tentukan kemudian.

Pengasuh Ketua
Pondok Pesantren Dondong, Pengurus,
ttd. ttd.
(Kyai Achfadzul Athfal) (Adib Rofiudin)

Ad. 3. Kurikulum Pondok Pesantren :
Kurikulum pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang
adalah sangat ditentukan oleh keahlian yang dimiliki kyai, pengurus dan santri
senior yang sudah mendapat kepercayaan kyai sebagai badal atau asisten. Santri yang
mendapatkan kepercayaan kyai sebagai badal/asisten ini rata-rata santri yang telah menempuh masa belajar minimal 7 tahun.
Sejak awal berdirinya tahun 1771 (1191) sampai tahun 1987 (1407), kurikulum pesantren belumlah dirumuskan secara jelas dalam suatu rumusan, pemberian mata pelajaran sebuah kitab amat tergantung pada keahliyan Kyai dalam fak tertentu. Seperti pada periode Kyai Bulqin dan Kyai Thohir banyak ditentukan pada kitab-kitab gramatika Bahasa Arab, sedangkan pada periode Kyai Ahfadzul Athfal banyak ditekankan pada kitab-kitab Tafsir, Hadits dan Fiqih. Jadi kurikulum
pendidikan pesanten tidak mencantumkan rumusannya secara jelas, namun dengan melihat pengajian-pengajian kitab yang diajarkan, maka secara implisit akan bisa imengerti kurikulum yang ada dipesantren tersebut. Untuk selanjutnya marilah lihat tabel berikut ini:

TABEL VI
JADWAL MAPEL PESANTREN DONDONG MANGKANG WETAN
No. Jam Aktivitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 04.00-04.30
05.00-06.15
06.16-07.00
13.00-13.30
13.30-14.30
14.31-15.30
15.31-16.30
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-18.30
18.30-19.30
19.30-20.00
20.15-22.00
22.00-14.00 Mandi pagi dan persiapan Jama’ah Shubuh.
Mengaji Kitab.
Makan pagi dan persiapan sekolah.
Makan siang dan sholat Dhuhur.
Pengajian Kitab.
Istirahat.
Mandi dan sholat Ashar.
Pengajian Kitab.
Istirahat/Olah raga.
Jama’ah Sholat Maghrib.
Pengajian Kitab (Wetonan dan Sorogan).
Jama’ah Sholat Isya’.
Madrasah Diniyah (Pengajian sistem klasikal dan wetonan).
Istirahat (tidur).

JADWAL PENGAJIAN KITAB SISTEM WETONAN
No. Waktu/Jam Kitab Pengarang Pengajar
1.

2.
3.

4.

5.
16.00-17.00

18.30-19.30
20.00-21.30

05.00-16.15

05.00-06.15 Fathul Qorib
Tafsir Yasin
Fathul Muin
Al-Iqna

Tafsir Jala-

Alfiyah Ibnu Aqil Syekh Osim

Zainudin Abdul Azis
Syekh Khotib
Assyirbini
Jalaluddin
Assuyuthi
Jamaluddin Muhammad Ibnu
Abdullah K.H.A.Athfal

K.H.A.athfal
K.H.Makmun
44
K.H.A.Athfal

Al Ustadz Adib R. Izza

TABEL VIII
JADWAL PENGAJIAN KITAB SISTEM SOROGAN (PRIVAT)
No. Jam Materi/Kitab Pengajar
1.
2.
3.
4.
5.
6. 18.30-19.30
18.30-19.30
18.30-19.30
18.30-19.30
18.30-19.30
18.30-19.30 Nahwu Dasar
Shorof Dasar
Fiqih
Tauhid
Al-Qur’an
Al-Qur’an Asrori
Al Ustadz Cahyono
Adib A. Izza
Rohani
Abdullah Umar
Asari
TABEL IX
JADWAL PENGAJIAN SISTEM MADRASI (KLASIKAL) KELAS I
No. Jam Kitab Pengajar
1.
2.
3.
4.
5.
6. 20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30 Akhlak Libanin
Ansya /Muhadatsah
Tuhfatul Athfal
Awamil
Matan Bina
Mabadiul Awaliyah Ustadz Abdul Jalil
Mujazin
Rohani
Khumaidi
Cahyono
Kasrori

JADWAL PENGAJIAN SISTEM MADRASI (KLASIKAL) II
No. Hari Jam Kitab Pengajar
1.
2.
3.
4.
5.
6. Senin
Selasa
Rabu
Jum’at
Sabtu
Ahad 18.30
18.30
18.30
18.30
18.30
18.30 Al Qur’an
Washoya
Muhadatsah
Khulul Maguq
Mabadiul Awaliya
Aj-Jurumiyah Ustadz Abdullah
Juhri
Mujazin 45
Cahyono
Kasrori
Khumaidy

JADWAL PENGAJIAN SISTEM MADRASI (KLASIKAL) KELAS III

No. Hari Jam Kitab Pengajar
1.
2.
3.
4.
5.
6. Senin
Selasa
Rabu
Jum’at
Sabtu
Ahad 20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30 Amrty
Fatkhul Qorib
Taftazani
Ushul Fiqih
Bahasa arab
Khulashoh Nurul Yaqin K.H.A.Athfal
K.H. Makmun
Ust.Faishol Sanusi
Ust.Adib R.Izza
Ustadz Mansur
Ustadz Shonif

JADWAL PENGAJIAN SISTEM MADRASI (KLASIKAL) KELAS IV
No. Hari Jam Kitab Pengajar
1.
2.
3.
4.
5.
6. Senin
Selasa
Rabu
Jum’at
Sabtu
Ahad 20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30
20.15-21.30 Fatkhul Muin
Alfiyah Ibnu Malik
Talimul Mutaalim
Al Amtsilatut Tasrifiyah
Khot/Imlak
Bahasa Arab K.H.A.Athfal
K.H. Makmun
Ust.Adib R.Izza
Ust.Faishol Sanusi
Ust.Bdul Umar
Ustadz Mansur

JADWAL KEGIATAN MINGGUAN PESANTREN DONDONG MANGKANG WET.
No. Hari Jam Kegiatan Tempat
1.
2.
3. Kamis
Kamis
Jum’at 18.15-19.45
20.00-20.22
06.00-07.00 Jama’ah Yasinan dan Tahlil
Jama’ah Barjanji dan Khitobah
Ro’ah (kerja bakti) Masjid
Masjid
Kompklek Pondok
46
Data-data yang penulis peroleh kebanyakan berujud kasus-kasus dan hanya sedikit data yang berujud angka-angka, maka analisa yang penulis pergunakan adalah dengan metode analisa kualitatif dan kuantitatif.
“Apabila data-data yang dikumpulkan itu hanya sedikit, bersifat mongrafis atau berujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris) maka pastilah analisa kualitatif”.
Untuk membuktikan Peranan Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Islam, penulis mengemukakan tiga hal:
1. Prinsip pembentukan akhlak yang dilaksanakan di pondok pesantren.
2. Peranan pesantren dalam usaha pembentukan akhlak Islam.
3. Keadaan santri yang belajar di pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang
Analisa Data Kualitatif:
1. Prinsip pembentukan akhlak yang dilaksanakan di pondok pesantren (Dondong Mangkang Wetan Kodya Semarang). Dalam menganalisa masalah ini penulis berusaha untuk membandingkan dan menghubungkan tanggapan-tanggapan responden mengenai hal-hal tersebut di atas antara lain:
a. Pendapat Asrori bahwa sebutan kyai, yang diberikan kepada kyai Atfal adalah bukan atas inisiatif dirinya tetapi berdasarkan atas kealimannya dalam fak Ilmu Agama.
b. Kyai Ahfadzul Athfal sebagai figur sentral dan figur kepribadian pada pondok pesantren Dondong Mangkang Wetan ini karena kyai A. Athfal adalah pengasuh atau pimpinan utama pada pesantren tersebut. Hal ini diperoleh berdasarkan kealimannya, lebih sepuh umurnya dan sebagai ahli waris terdekat maka lebih berhak menurut criteria ini setelah kyai Maschon wafat, penggantinya adalah kyai Haji Ahfadzul Athfal.
c. Menurut pendapat Kasrori bahwa : Penunjukkan Ketua Pengurus Pondok Pesantren adalah berdasarkan pilihan pengasuh/kyai lalu dikukuhkan dalam suatu rapat/musyawarah seluruh santri dan sekaligus menunjuk wakil, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang diperlukan menurut keputusa/persetujuan musyawarah santri yang hadir, model pembentukan kepengurusan yang demikian adalah untuk menjaga hubungan yang baik antara pengasuh dan pengurus pesantren sehingga segala aktivitas pesantren tidak terlalu menyimpang dari kehendak dan tujuan khusus kyai.
d. Menurut Syamsudin bahwa: Tata tertib, peraturan yang ada pada dasrnya berintikan keimanan dan ketaqwaan pengabdian ilmu yang bermanfaat dan pengembangan ilmu yang bermanfaat bagi para santrinya. Dan pada santri dikembangkan suasana yang akrab antara sesamanya, gotong royong, hidup hemat, sederhana, berdikari, dan selalu taat pada kyai.
e. Sistem pendidikannya menurut Mas’ud (Memakai metode Wetonan, Sorogan, Klasikal).
f. Menurut pasal tentang kewajiban-kewajiban, ayat 1 menyatakan santri memberitahu / sowan kepada pengasuh atau pengurus pesantren apabila hendak pulang.
g. Menurut Faisal Sanusi, bahwa tujuan pendidikan pesantren secara khusus dapat dilihat kepribadian kyai/pengasuh itu sendiri dan kitab-kitab yang diajarkannya.
h. Menurut Mas’ud dan Zainuri kegiatan diluar pengajian yang wajib yaitu : Kegiatan Maulidiyah setiap malam Jum’at, Khitobah setelah acara Maulidiyah, Yasinan, dan kegiatan Ro;an (kerja bakti).
Dengan beberapa pendapat diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa prinsip pembentukan akhlak Islam di pesantren didasarkan suri tauladan dari Bapak Kyai dan para pengurus pesantren, yang seirama dengan kehendak dan pemikiran kyai, karena kyailah yang mempunyai tujuan khusus terhadap pesantren yang dipimpinnya itu. Sehingga tingkat kemajuan pesantren amat tergantung dari para pengasuhnya baik kealimannya, keahliannya, dan kekreatifannya. Dan dengan sisten asrmanya itu kyai dapat mengawasi dan membimbing santrinya dalam tingkah laku sehari-hari, suasana asrama dibuat dan dikembangkan keakraban antara sesamanya, bergotong royong, hidup hemat, sederhana, berdikari serta taat paada kyainya. 47
Prinsip pembentukan akhlak di pesantren yang demikian menjadikan pesantren dalam kurun yang lama dimasa lali sebagai focus social, sentral culture dan sebagai tempat berkonsultasi berbagai masalah-masalah keagamaan dan masalah kehidupan lainnya.
Dinyatakan dalam hasil keputusan Lokakarya Ditjen Bimas Islam Departeman Agama : “Pondok Pesantren telah menyumbangkan nilai-nilai yang tinggi di masyarakat dan telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat selama beratus-ratus tahun terhadap nilai-nilai itu. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh sejumlah nilai-nilai utama yang dimiliki pondok pesantren yang telah menjadikan dirinya “focus social”.
Maka dengan nilai-nilai yang tinggi yang dimiliki pesantren tersebut perlulah kembali pesantren dapat mengambil peran dalam usaha membentuk akhlak Islam di abad yang pesat ini.
2. Peranan Pondok Pesantren Dalam usaha Pembentukan akhlak Islam
Untuk mengetahui perlunya pesantren dapat memegang peranan kembali dalam usaha pembentukan akhlak Islam penulis menganalisa karena sejarah pertumbuhan dan perkembangan pesantren, dan adanya sistem pendidikan yang utama pada pada pesantren yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lain.
Sejarah pertumbuhan pesantren berasal dari datangnya para pedagang-
pedagang Islam terutama dari Hujarat India, karena waktu kerajaan Islam di India
mengalami kemajuan yang pesat dalam segi stabilitas perekonomian dan seni-seni
arsitektur, sedangkan jalinan hubungan dagang antara India dan Indonesia sudah
berlangsung lama maka datangnya para pedagang Islam dari India tersebut membawa
warna tersendiri bagi Islamisasi di Indonesia. Para pedagang Islam yang berasal dari
India ini sudah mengenal betul tentang kehidupan Hindu, sehingga pedagang-
pedagang Islam tidak kaku dalam perhubungan dagang dengan orang-orang Hindu di
Indonesia. Para pedagang Islam yang makmur lagi berjaya itu ditambah semangat
menyampaikan ajaran Islam dan banyaknya rakyat miskin dan kekacauan yang
48

melanda di kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, maka kedatangan pedagang Islam
dapat menjadi penyelamat dan rahmat bagi mereka sehingga Islam cepat dapat diteri-
ma dibumi nusantara ini.Pada awal mulanya Islam disebarkan melalui mulut ke mulut
dalam kegiatan dagang namun karena Islam banyak memperoleh pengikut dari
kalangan pribumi itu sendiri, maka timbullah gagasan memberikan pengajaran Islam
dengan cara sistem pendidikan model pesantren ini yang di tanah Jawa dipelopori oleh
Syekh Malik Ibrahim di Gresik pantai uatara Jawa.
Dari sini akan muncul kader-kader baru muballigh Islam diseluruh tanah Jawa
khususnya dan pada lanjutannya bermunculan yang terkenal dimasyarakat dengan se -
bu tan waliyullah. Para waliyullah ini yang paling rapih keorganisasiannya dan selalu
mengadakan pertemuan secara periodic dalam memecahkan masalah-masalah dan
program-program mereke yaitu yang terkenal dengan sebutan“Walisongo”. Sistem pen
didikan pesantren ini sangat populer pada masa lalu apalagi pada zaman penjajahan
Belanda pendidikan pondok pesantren ini semakin populer saja dimasyarakat.
Mengapa demikian ? Ada dua alasan :
1.Sekolah-sekolah Belanda tertutup bagi orang-orang pribumi kecuali hanya
orang-orang tertentu yang dapat memasuki sekolah-sekolah Belanda.
2 Adanya prinsip kemerdekaan pada sistem pendidikan pesantren, artinya dari
semua kalangan, segala lapisan masyarakat boleh memasukinya ditambah
tidak adanya pungutan apapun terhadap santri.
b..Adanya sistem yang sangat baik dalam model pendidikan pesantren, yaitu:
1.Lingkungan (sistem asrama / hidup bersama),
2.Perilaku Bapak Kyai sebagai tokoh figure sentral, dan
3.Implementasi (pengalaman) kandungan kitab-kitab yang dipelajarinya.
Dengan sistem asrama itu, santri / siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien. Efektif di sini artinya santri belajar langsung di praktekkan di bawah bimbingan kyainya sedangkan efisian maksudnya santri dapat belajar dengan waktu yang lebih banyak dengan tanpa banyak mengeluarkan biaya yang banyak. Sedangkan perilaku
48

Bapak Kyai adalah merupakan tauladan bagi santrinya, sebagaimana diketahui bahwa
Kyai/Ulama adalah pewaris ilmunya para Nabi dan Nabi adalah contoh tauladan yang paling baik.
Allah SWT berfirman :
                 
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S.Al Ahzab: 21).
Dan pengalaman isi kitab yang dikandungnya adalah merupakan cermin kemampuan untuk menjabarkan isi Al Kitab dan mencocokannya dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman :
             •    
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.Al Baqarah: 129).
Dalam uaian tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan pesantren sejak awal mula, maka penulis menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Pesantren yang menggunakan asrama itu di masa lalu lebih berhasil dalam usaha membentuk akhlak Islam baik bagi santrinya yang ada di pesantren maupun bagi masyarakat.
Apakah lembaga pendidikan pesantren Dondong yang berlokasi di kelurahan Mangkang Wetan Kodya Semarang ini juga demikian ? Sebagamana sejarah
49
pesantren-pesantren yang lain. Menurut kyai Faqih Kamil pengasuh pesantren AlFatah Mangkang Kulon yang ahli silsilah dan sejarah pertumbuhan pesantren Dondong dan dikuatkan oleh Faishal Sanusie (Badan Penasehat Pesantren Dondong) bahwa pesantren dondong telah banyak menghasilkan / mencetak para aluminya menjadi santri yang bermanfaat keilmuan dan menjadi tokoh-tokoh di masyarakat serta banyak juga santrinya mendirikan pesantren baru antara lain kyai Ru’yat Kaliwungu, kyi Amin Babakan Ciwaringin Cirebon, dan kyai Faqih Kamil sendiri. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan pesantren ini dari awal berdirinya sampai sekaranag, bisa melihat keadaan santrinya, berikut ini :
1. Tahun 1771 (oleh kyai Syafei Kerta Negara dengan jumlah santri 7 orang).
2. Tahun 1861 kyai Darda, jumlah santri 40 orang.
3. Tahun 1899 kyai Abdullah Bulqin, jumlah santri 3000 orang.
4. Tahun 1940 kyai Tohir, banyak santri 3500 orang.
5. Tahun 1947 kyai Anwar, jumlah santri 750 orang.
6. Tahun 1955 kyai Tolhah, jumlah santri 600 orang.
7. Tahun 1962 kyai As’ari, jumlah santri 500 orang.
8. Tahun 1969 kyai Maschun, jumlah santri 300 orang.
9. Tahun 1977 kyai A.Athfal, jumlah santri 75 orang.
10. Tahun 1987 kyai A.Athfal, jumlah santri 155 orang.
Untuk lebih jelasnya lihat grafik perkembangan santri berikut ini:
(terlampir)
GRAFIK II
KEADAAN SANTRI TAHUN 1977-1987
Keterangan: Mulai tahun 1977-1987 ini diasuh oleh kyai H.Ahfadzul Athfal.
Analisa Data kuantitatif keadaan santri tahun 1987 :
a.Keadaan santri dilihat dari tingkat pendidikannyan :
TABEL ANALISA DATA IV
No. Tingkat Pendidikan Frekwensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5. MI / SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Khusus Mengaji -
105
15
25
10 - %
67,74 % (50)
9,67 %
16,13 %
6,45 %
Jumlah N = 155 100 %
Data Dokumentasi Tabel IV,
Bukti prosentase dari masing-masinng, menurut tingkat pendidikannya :
1. MI / SD adalah = 0/155 x 100 % = 0 %
2. SLTP adalah = 105/155 x 100 % = 67,74 %
3. SLTA adalah = 15/155 x 100 % = 9,67 %
4. Perguruan Tinggi = 25/155 x 100 % = 16,13 %
5. Khusus Mengaji = 10/155 x 100 % = 6,45 %

b. Keadaan santri menurut asal daerah / tempat tinggal :
TABEL ANALISA TABEL V
No. Daerah Frekwensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5. Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
DKI Jakarta
Sumatra Selatan 15
128
10
1
1 9,67 %
82,58 %
6,45 %
0,65 %
0,65 %
Jumlah N = 155 100 %
Bukti prosentase dari masing-masing. Menurut asal daerah / tempat tinggal :
1. Jawa Barat adalah = 15/155 x 100 % = 9,67 %
2. Jawa Tengah adalah = 128/155 x 100 % = 82,58 %
3. Jawa Timur adalah = 10/155 x 100 % = 6,45 %
4. DKI Jakarta adalah = 1/155 x 100 % = 0,65 %
5. Sumatra Selatan adalah = 1/155 x 100 % = 0,65 %
Dengan laporan keadaan santri pada pesantren Dondong ini, ternyata dari awal berdirinya sampai sekarang ini pesantren mengalami pasang naik dan pasang surut dan
51
setelah di analisa ada bebrapa sebab tentang naik turunnya santri tersebut :
a. Sebab-sebab kenaikan jumlah santri :
1. Kealiman dan Kekreatifan kyai periode itu.
2. Materi kitab yang diajarkan cukup menarik minat santri.
3. Adanya penggemblengan untuk melawan imperialis Belanda.
4. Lokasi pesantren yang strategis.
b. Sebab-sebab turunnya jumlah santri :
1. Kealiman dan Kekreatifan kyai periode itu.
2. Materi kitab yang diajarkan kurang di minati santri.
3. Adanya agresi Belanda I dan II.
4. Operasi Belanda terhadap markas Hizbullah.
5. Bencana banjir besar yang merusakkan bengunan-bangunan pesantren.
Kenaikan jumlah santri yang sangat tinggi terjadi pada periode kyai Abdullah Bulqin dan kyai Thohir, menurut kyai Haji Faqih Kamil (alumni pesantren tersebut) mengatakan jumlah santri pada masa itu sangat banyak antara 3000-4000 orang, sedangkan kitab yang diajarkan waktu itu kebanyakan kitab-kitab Gramatika, Bahasa Arab, Mantiq, Balaghah, dan kitab-kitab Fiqih sangat sedikit sekali. Maka penulis mengambil kesimpulan bahwa santri lebih banyak / lebih meminati kitab-kitab Gramatika, Bahasa Arab karena sebagi kunci pemahaman kitab-kitab yang lain, dimana semua kitab-kitab yang diajarkan di pesantren ini semuanya berbahasa Arab.
Sedangkan menurunnya santri yang paling drastis sekali terjadi pada periode kyai Ahmad dan menjelang akhir periode kyai Thohir (1940-1955). Kalau penulis analisa tahun peristiwanya masa tersebut, masa yang sangat rawan bagi keamanan pendidikan seperti masa pendudukan Jepang, masa agresi Belanda dan masa revolusi fisik.
Sedangkan pada periode sekarang (1987) keadaan santri stabil dan naik turunnya santri kurang begitu terlihat. Sedangkan kitab-kitab yang diajarkan pada periode ini lebih banyak di tekankan pada kitab-kitab Tafsir dan Hadits terutama dalam metode Wetonan / Bandongan, sedangkan kitab-kitab Fiqih dasar, biasa diberikan dengan metode Sorogan (Private) yang di berikan oleh santri senior.
52
BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
1. Pondok Pesantren, disamping sebagi lembaga pendidikan Islam juga sebagai pusat sosial, kebudayaan, dan tempat konsultasi berbagai masalah keagamaan di masa lalu, sehingga pesantren mempunyai peranan penting dalam usaha membentuk tat nilai Islam / akhlak Islam pada masyarakat Indonesia.
2. Sistem pendidikan pesantren mempunyai prinsip menserasikan antara Iman, Ilmu, dan Amal dengan model pendidikan yang di dukung oleh tiga faktor utama yaitu :
1). Lingkungan dengan sistem asramanya.
2). Kyai sebagai figur sentral kepribadian (contoh tauladan) bagi para santrinya.
3). Implementasi (pengalaman) isi kandungan kitab-kitab dan langsung dipraktekkan bersama-sama.
3. Prinsip-prinsip akhlak Islam meliputi : a. Prinsip rukun Iman.
b. Prinsip rukun Islam.
c. Prinsip Ikhsan (berbuat baik).
4. Gambaran Pondok pesantren Dondong termasuk kriteria pesantren Kholafi dengan jumlah santri pada tahun 1987, ada 155 orang.
5. Kitab-kitab yang diajarkan terutama dalam metode Bandongan / Wetonan ditekankan pada kitab-kitab Tafsir dan Hadits.
B. Saran-Saran
1. Agar sistem pesantre tetap memiliki nilai-nilai utama dan dapat menjadi pusat sosial serta dapat memegang peranan kembali dalam usaha pembentukkan akhlak Islam pada masyarakat di abad yang pesat ini, maka perlu sekali di adakan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap nilai-nilai yang dikembangkan di pesantren.
2. Nilai-nilai Islam agar dapat dikembangkan dipesantren dengan efektif dan efisien beserta penjabarannaya secara makro.
3. Perlunya semua kalangan dan masyarakat agar dapat mengetahui tentang pentingnya sistem pendidikan model pesantren.

C.Kata Penutup
Demikianlah Karya yang penulis susun dengan segala usaha maksimal, menurut kemampuan yang penulis miliki, walaupun penyajian dan pembahasannya sangat sederhana namun penulis berharap akan manfaatnya Karya ini, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang memerlukannya. Kemudian penulis akan menerima dengan tangan terbuka dan dada yang lapang, saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut.

Terimakasih


Cirebon, 17 Agustus 2010
Wassalamualaikum Wr.Wb.



Drs.BAHRUROJI
Penulis.






DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al Qur~an = Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Yayasan Pentafsir al-Qur’an, PT
Bumi restu, Jakarta, 1976
Abdurrohman Annakhlawy=. Usluhut Tarbiyatil Islamiyati Waasalibiha, Darul Fikri,
Damaskus, Cet. I, 1979
Abul Ala Al Maududi = Dasar-Dasar Islam, Terjemahan Ahsin Mohammad, Pen.
Pustaka,Cet. I, Bandung

----------------------------- = Prinsip-Prinsip Islam, terjemahan Abdul Suhaili, Cet. III, 1985.

Abu Ahmadi,Drs. = Pengantar Sosiologi, Pen. Ramadani, solo, Cet. I, 1975.

Abu Bakar Aceh,Prof. = Pengantar Filsafat Islam, Pen. Ramadhani, Solo, Cet. II, 1982

A.D.Marimba,Drs. = Pengantar Filasafat pendidikan Islam, PT.Al Maarif, Bandung,
1986.
Barmawi Umarie,Drs. = Materia Akhlak, Pen. Ramadhani, Solo, Cet. II, 1978.

Bimo Walgito = Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Pen. CV. Ilmu,
Bandung, Cet. IV, 1975.
Bukhori,Al Imam = Hadits shohih Bukhori, Pen. Al Maarif, Bandung, tt.

Dana Suparta = Sejarah Pendidikan, Pen. CV. Ilmu. Cet. VI, Bandung, 1976.

Elizabeth Hurlock = Child Development, Mc. Grow Hill Kogasukha, Ltd, Sixt,
Edition, Tokyo, tt.
Husein Bahreisj = Himpunan Hadits Bukhori, Pen. Al Ikhlas, Surabaya, 1981.

Ibrohim bin Ismail = Ta’limul Muta’alim, Darul Ihyail Kutubil Arabiyah, Mesir, tt.

Ibnu Majah,Al Imam = Sunan Ibnu Majah, Pen. Isa Al Babil Halaby, tt.

Jalaludin Abdurrohman
Abi Bakar AssuyuthI = Jami’ush Shogir, Jilid I, Pen Musthafa Al Babil Halaby, tt.

Jalaludin Muhamad =Tafsir Jalalayn, Jilid II, PT. Al Maarif, Bandung, tt.

Kafrawi, MA = Pembaharuan Sistem Pondok Pesantren , Pen. Cemara Indah,
Jakarta, 1978.
Kandel, IL. = The Impact of TheWar Upon,American education,Chapel Hill,
The University of Naort Carolina Press, 1948.

viii

KM.Evans = Merencanakn Penelitian Dalam Pendidikan, Terjemahan arief
Furchan, PT. Bina ILmu, Surabaya, Cet. I, 1981.
Koentjaraningrat = Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Pen. Darma Bhakti,
Jakarta, 1977.
Marwan Saridjo,Drs. = Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, P:en. Darma Bhakti,
Jakarta 1979.
Muslim,Al Imam = Hadits Shohih Muslim, PT. Al Ma’arif, Bandung, tt.

M.Athia AlAbrosyi = Education In Islam,The Supreme Council for
Islamic,Cairo,1963.
Muhammad Rifaie = Mutiara Ilmu Tauhid,Pen.Almaarif,Bandung,Cet.I,1975.

Sadikun Sugihwaras,Drs = Pondok Pesantren dan Pembangunan pedesaan,Pen.Dharmabakti
Jakarta,!980.
Soedjoko Prasodjo,dkk = Profil Pesantren,LP3ES,Cet.III,Jakarta 1982.
-
Syarofudin Bin Yahya = Al Arbain Annawawiyah, Pen. Al Maarif,Bandung,tt.

Usman Bin Hasan = Durrotun Nashihin,Pen.Toko Kairo Tasikmalaya,tt.

WJS.Poewodarminto = Kamus Umum Bahasa Indonesia,PN.Balai Pustaka,Jakarta 1985.

Yusuf Al qordlowy,DR. = Problem Kemiskinan Apa Konsep Islam,Terj.Fanani,Pen Bina Il
mu Surabaya,Cet.II1982.
Zakiyah Darojat ,DR. = Ilmu Jiwa Agama,Pen.Bulan Bintang,Jakarta,1979.

Zamakhsyari Dofier,DR = Tradisi Pesantren ,LP3 ES,Jakarta,1982

Z,A,Syis,Drs. = Bimbingan Wiraswasta, Pen.Payu Barkah, Jakarta, 1980.







BAHRUROJI 17082010




ix


PERANAN PONDOK PESANTREN

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ISLAM







▌▌▌


▐▌



LOMBA

KARYA TULIS ILMIYAH


OLEH :

¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬ BAHRUROJI



GURU PAI SMAN 6 KOTA CIREBON
JAWA BARAT
2010

i

KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt . karena limpahan

Rahmat Nya akhirnya Karya Tulis ini dapat diselesaikan pada malam penuh

berkah dimalam ke Sembilan bulan Ramadhan , Penulis berharap akan manfa-

atnya Karya ini terutama dalam Lomba yang diselenggarakan oleh Balitbang

Kementrian Agama dalam mengembangkan dan menggagas Pondok Pesan =

sebagai pusat Peradaban Muslim . Semoga sholawat dan salam selalu tersan=

jung keharibaan Nabi Rosul pilihan Muhammad saw. Yang telah memberikan

keteladan dan mewariskannya kepada para Alim Ulama sehingga peradaban

Muslim masih tetap terpelihara dalam hingar bingar kemajuan Ilmu Pengeta=

huan, yang terkadang kalau tidak dicermati akan menimbulkan kehancurkan

peradaban itu sendiri,disisi lain,Pondok Pesantren yang sudah teruji dan sistem

pendidikan yang mampu bertahan , tertua dan mandiri terutama di Indonesia

hendaknya kini dapat menawarkan Sistem Pendidikan yang dapat menerapkan

sistem yang simetris antara penjabaran ayat ayat Tertulis dengan ayat ayat ter=

lukis (Kauniyah).

Pemikiran pesantren banyak mengadopsi , merapkan nilai nilai pendidik =

an yang dikembangkan Hujjatul Islam Al Imam Al Gozaly harus mengembang=

kan kecerdasan Spiritual,Emosional dan Intelektual bertumpu pada moralitas


iii


dan akhlakul karimah . Pesantren sebagai Pusat peradaban merupakan benteng

pertahanan demokratis,cinta keilmuan,semangat penuh keikhlasan,moderat dan

maju berperadaban perlu ditunjang oleh berbagai pihak dengan penuh cinta

selurus lurusnya tidak untuk kepentingan sesaat.Alumni pesantren bisa melaku=

kan turba dilapangan dengan bahasa yang mudah dimengerti sebagaimana yang

pernah dilakukan para Waliullah ditanah Jawa dan Indonesia.Diperlukan penda

naan yang khusus dan prioritas oleh Pemerintah , sehingga pelaksanaannya ada

nya sertifikasi dan lulusan yang dapat menjanjikan masa depan.

Akhirnya dengan hati yang lapang , Penulis Karya Tulis Ilmiyah meminta saran

dan krtik yang bermanfaat dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis

Ilmiyah ini, agar adanya perbaikan dikemudian hari demi sumbangsih dalam

ikut memberikan gagasan yang besar ini.







Cirebon, 18 Agustus 2010

Wassalam,

Penulis




DRS.BAHRUROJI
NIP.196112011987031005


iv

DAFTAR ISI




Halaman judul-------------------------------------------------------------- i

Motto ----------------------------------------------------------------- ii

Kata Pengantar ----------------------------------------------------------- iii


BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------- 1

A.Batasan Judul ------------------------------------------------ 2

B.Alasan Pemilihan Judul-------------------------------------- 3

C.Tujuan dan Metode Penulisan KTI ----------------------- 4

BAB II PEMBAHASAN PERANAN PONDOK PESANTREN

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ISLAM------------ 5

A.Masalah Pondok Pesantren----------------------------------

1.Pengertian dan Sejarah Pondok Pesantren------------ 9

2.Pondok Pesantren Sebagai Pembantukan Akhlak---- 11

B.Masalah Akhlak ------------------------------------------------ 12

1.Prinsip Akhlak Islam---------------------------------------- 14

2.Prinsip Pembentukan Akhlak di Pondok Pesantren-- 16

C.Peranan Pondok Pesantren dalam Pembentukan Akh- 35
lak Islam--------------------------------------------------------

D.Gambaran salahsatu Pesantren dalam membentuk - 37
Akhlak Islam-----------------------------------------------------

1.Situasi Pesantren ----------------------------------------------- 40

2.Peranan Kyai---------------------------------------------------- 41

3.Pelaksanaan Pendidikan Dalam Membentuk Akhlak— 42

E. Analisa Dalam membentuk Akhlak Islam-------------------- 52

BAB III. PENUTUP-------------------------------------------------- 54

A. Kesimpulan--------------------------------------------------------- 54

B- Saran Saran--------------------------------------------------------- 55

C. Kata Penutup------------------------------------------------------- 55


Daftar Kepustakaan--------------------------------------------------- ix

Lampiran Lampiran--------------------------------------------------- x





















--------------BR--------------




vi
M O T T O ;




             •    


129. Ya Tuhan kami , utuslah untuk mereka sesorang
Rasul dari kalangan mereka , yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau,dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran)
dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan
mereka.Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa
lagi Maha Bijaksana.





Al Quran Surat Al Baqoroh : 129









ii
BIOGRAFI PENULIS